Thursday, July 2, 2020

Free Writing. Teknis Menulis Cepat Tanpa Hambatan

Pemateri : Muhammad Firman Suwarya, M. KOM. Penulis Buku Informatika
Oleh : S. Pikalouhata, S. Pd

Assalamualaikum Wr. Wb.

Hallo sahabat menulis !!!


Sudah lama baru gabung lagi sama grup menulis gelombang 4 binaan om Jay. Materi semalam yang disampaikan pemateri terkait free writing cukup berkesan dan menggugah untuk terus belajar. Ibarat menikmati makanan yang enak, lahap dimakan dan maunya terus nambah.   

Free writing adalah teknik menulis cepat tanpa hambatan. Kondisi ini biasa dialami oleh penulis pemula maupun penulis mahir handal.
Jika anda berani konsisten menulis 5 lembar perhari, maka saya yakin bapak ibu akan menjadi penulis yang handal dan produktif. Jika saya tantang anda menulis 1 haru 5 lembar dalam 30 hari kira-kira bisa ngga ya ? (pungkas pemateri).

Secara umum memang menulis sebanyak 5 halaman itu memutuhkan waktu berjam-jam belum lagi nanti efeknya ketemu dengan rasa bosan yang membelenggu..
Penyaklit free writing ini sangat berbahaya. Awalnya menyerang ke pikiran.  Cirinya tiba-tiba ide-ide yang kita punya hilang entah kemana. Lalu bingung harus nulis apa lagi, puyeng, dan bingung. Dampak endingnya kita akan cape, lelah, malas untuk menulis..

Terkadang saat malas menghinggapi, ketika mau nulis lagi, tiba-tiba mendadak mendapatkan ide yang baru ditengah jalan sebelum ide baru yng menrut kita lebih bagus itu belum selesai ditulis. Kemudian kita mulai menulis, lalu apa yang terjadi? Ya pasti alasan dan pikiran kita sama seprti pertama, Tiba-tiba muncul ide baru lagi, ya, ide tadi yang katanya bagus, yang belum selesai ditulis juga. Ide yang mana.?Yaitu ide baru tersebut lebih lebih dan lebih bagus dari ide pertama. Terus seperti itu  mandeg lagi, mandeg lagi. Tidak ada kelar-kelarnya dan kondisi seperti itu dalam dunia kepenulisan biasa disebut dengan Lingkaran Setan Kebuntuan. Terkadang, mulai menulis lagi, menulis lagi tapi ya tidak ada yang selesai. Tidak ada karya yang bisa dihasilkan. Akhirnya apa? mungkin bisa stres. Lalu bagaimana?

Mungkin saja, nanti muncul ada pemikiran kita semua. Jangan-jangan saya tidak ada bakat untuk menjadi penulis. Pemateri bercerita sedikit pengalaman sejak mengenal Free Writing. Saya terbebas dari hal-hal tersebut, walau tidak langsung begitu keluar dan lolos dari penyakit-penyakit yang menimpa seorang penulis.

Bagaimana memhami dan menerapkan Free writing?
Bagaimana sih memahami dan menerapkan dari Free writing?
Saya buatkan ilustrasi sederhana seperti ini, Mari kita bayangkan sama-sama. Bapak-ibu akan melalukan ujian. Misal dulu Ujian Nasional atau Ujian Pegawai, atau ujian-ujian lainnya yang sangat menentukan. Ujian itu akan dimulai dari pukul 07.00 samapi dengan 09.00 selama 120 menit atau 2 jam. Bapak ibu harus segera datang tepat waktu agar bisa menyelsaikan ujian itu dengan baik, benar, dan yakin dari 50 soal yang diberikan. Namun, entah apa yang terjadi, tidak sedikitpun dibaayangkan sebelumnya dan tidak terpikir dan seterusnya, tiba-tiba saat menuju ke sekolah atau tempat tes ujian bapak ibu, jalanan macet total sehingga memakan hampir 1 jam dari durasi tes ujian bapak ibu. Kira-kira dalam kondisi seperti itu apa yang bapak ibu lakukan? Belum lagi melihat soal-soal yang susah dan masih kosong dan belum di isi. Tapi harus di isi, dan dikerjakan untuk mendapatkan nilai bagus.
Waktu terus berjalan.
Sekali lagi apa yg bapak ibu lakukan?
Ya Betul. Betul bapak-ibu. Ngebut. Bapak ibu harus ngebut mengisi soal ujian itu karena kejar-kejaran dengan waktu. (ilustrasi pemateri).

Sekarang tiba saatnya sesi tanya jawab dengan pemateri.
Pertanyaan peserta : 
  1. Langkah pertama yang harus kita lakukan supaya bisa freewriting kira kira apa Terimakasih
  2. Mohon maaf kira kira bapak pernah tidak singgah dalam lingkungan setan kebuntuan dan bagaimana cara keluarnya karena jujur malam ini saya baru tahu kalau adanya lingkaran setan kebuntuan. 
  3. Tolong bapak cerita kan suka duka bapak dalam menulis dan menerbitkan buku (Mr. Bams)
  4. Assalamualaikum, 
    Saya siti Nurbaya Az, SE
    Karimun, Kepri. 
    Pak Firman setelah menulis freewriting ternyata ada banyak ide di dalamnya. bagaimana cara menentukan ide mana yang harus di eksekusi menjadi tulisan yang enak di baca.   Terima kasih, Gelombang 12. Wassalam.
  5. Saya ira Isvandrya ijin bertanya. 
    Saya peserta belajar menulis gel.11
    Ketika kita sedang menulis dan mengalami kebuntuan. Tiba-tiba muncul ide baru, apakah ide yang munvcul ini harus kita biarakan/cuekin. Atau kita tuliskan. 
    Kemudian berusaha melanjutkan tulisan terdahulu yang sedang buntu tersebut?
  6. Luar biasa pak materinya.
    Nama Saya Saharjang Pikalouhata
    Asal dari Ambon.
    Unit Kerja Saya SD Negeri 79 Ambon. Peserta belajar menulis Gel. 4.

    Saya mau bertanya yang pertama Jikalau kita mengalamai free writing saat sementara menulis Apakah kita beristirahat sejenak atau terus menulis saja?
    Khawatirnya kalau terus di pakasa nanti ada kalimat2 yg tidak nyambung.

    Kedua.
    Apakah tulisan sebanyak 5 lembar itu boleh di tulis dengan bahasa sederhana alias tidak memakai kata-kata ilmiah? 
    Ya mungkin saja diantara kami ada banyak guru yang terlahir bukan dari OKP-OKP yang pintar bicara dengan bahasa-bahasa ilmiahnya.

    Sebelumnya terima kasih pak firman.
    Jazakumullah khair
Jawaban Pemateri :
  1. Segera tulis ide yg muncul. Segera tulis sebelum ide itu hilang. Menulis ide yg muncul itu sangat mudah, kapan dan dimanapun, pokoknya tulis.
  2. Seperti yangg sudah saya sampaikan dimateri di atas, saya juga dulu pernah mengalaminy. Solusinya sederhana sebenarnya namun harus yakin. Ide muncul langsung tulis, sampai ending ide itu dimana.Pokoknya ditulis yang lupa, lewat saja. Jika situasi tidak memungkinkan, baru kita cek dan ricek. Menyangkut situasi ini berkaitan dengan waktu maka kita harus menyiapkan atau meluangkan waktu. Jangan memanfaatkan waktu luang. tapi kita harus meluagkan waktu yang kita memungkinkan untuk itu dilaksanakn secara kontinyu terus menerus. Tidak usah lama-lama, misal 30 sampai 60 menit setiap harinya. 
  3. Berawal dari sulitnya menemukan ide yangg pas, dan kira-kira bagus ga ya untuk dibaca. Kira-kira mau nulis ini, bener ga ya? bagus ga? nanti gimana kalau jelek? pokoknya komplit deh pada awal mencari ide. Sampai-sampai harus konsul dengn teman dan lain sebagainya hingga menemukan suatu kekuatan berupa komitmen bahwa jelek, kurang bagus, bagus, atau sejenisnya pokoknya ditulis. Kemudian dari situ mulai dari bagaimana membuat outline  secra garis besar pokoknya harus selesai. Kemudian setelah outline jadi, dengan suatu catatan bahwa otuline hanya secra garis besar saja. Dalam perjalanannya kemungkinan akan mengalami perkembangan dan sejenisnya. Selanjutnya menulis 1 persatu dengan alokasi waktu yg saya luangkan.Waktu menulis yang saya luangkan biasanya selepas jamaah isya, pulang langsung nulis, sekitar 60 menit terus kontinyu pada waktu itu hingga selsai tulisan-tulisan dalam bentuk buku. Masalah penerbitan buku, kita semuaa tahu penerbit itu ada Indie dan Major. Sebenarnya masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangnnya. Penerbit Indie lebih mudah, dan pastinya lebih cepat selesai.
  4. Walaikum salam. Ide yang paling bapak ibu kenal dan kuasai sehingga nanti eksekusi ide akan ditulis dengan hati dan itulah kuncinya jika kita menulis dengan hati biasanya akan mampu menyentuh hati pembaca. 
  5. Iya, cuekin saja. Biarkan dulu, buat satu tekad, ide baru itu akan saya tulis, tapi nanti setelah tulisan kita selesai. maka dari situ kita harus benar-benar menyelesaikan tulisan itu.
  6. Yang pertama dulu. Tulis aja terus, kalimat-kalimat yang tidak nyambung, salah ketik, dan lain-lainnya nanti ada pada sesi cek and ricek atau pada saat proses editing. Ingat ya ! Menulis dengan Editing adalah dua ilmu yang berbeda. Yang kedua. Justru kadang tulisan yang sederhana itu biasanya terlahir dari hati, tidaka neko-neko dan biasanya akan membawa pembaca kedalamnya.
Sebenarnya masih banyak pertanyaan peserta dan jawaban- dari pemateri. Karena dirasa pertanyaan dan jawabannya hampir mirip-mirip dengan pertanyaan dan jawaban-jawaban pemateri sebelumnya maka saya langsung ke akhir dari materi yaitu ke kesimpulan materi.

Kesimpulan materi :
Rasa bosan adalah penyakit yang sangat berbahaya melebihi covid-19 hati hati dan waspada dia menyerang dengan tiba-tiba maka kita harus pupuskan dengan coba dan coba lagi.Sampai kapan kita harus mencoba maka jawabannya sampai kita sukses. Yakin dan percaya lah. Siapa pun bisa jadi apa pun asalkan dia mau berusaha dan berdoa Dan kunci utamanya adalah percaya diri. 

Wassalam !!!

4 comments:

"Paparangang Upu Said Parentah"

S. Pikalouhata, S.Pd.,Gr Ambon, 15 Mei 2024 Wahai tuan parentah Sungguh titahmu bergelora menentang maut demi tumpah darah, Kawan lama lari ...