Showing posts with label PUISI. Show all posts
Showing posts with label PUISI. Show all posts

Sunday, June 2, 2024

Teramat Baik

 Gadihu, 29/5/2022

S. PIKALOUHATA, S.Pd., Gr.

Tatkala engkau berprasangka dengan sedikit ilmu yang kau miliki,

Berprasangkalah yang baik atas Rabbmu yang esa.


Seperti itulah rumusannya

Tatkala engkau belum mampu merangkak maka tiduranlah

Tatkala engkau belum mampu berdiri

Maka duduklah

Tatkala doamu tak mampu kau giring untuk khusuk,

Maka persembahkanlah doamu yang Munafik, berbelok berleluk dengan penuh keyakinan.

Karena Rabbmu penuh Rahman dan Rahimnya maha penerima segala kepalsuanmu.

Jikalau keyakinmu terhadap Rabb semesta alam masih terbesit bilangan negatif

Maka kembalikanlah nilai kepercayaanmu ke bilangan nol saja

Seperti itulah caranya wahai pengunjung tidak setia.

Terlalu banyak janji manismu dengan penuh rayuan maut namun tetap kau ingkar atas ikrar,

Rabb maha pengampunmu selalu menjamu dengan manisnya ampunan dengan janjinya.

biarpun telah seratus kali engkau ingkar janji.

Selamat datang

ayolah datang 

Jangan bosan-bosan

Jemputlah kemenanganmu

Teruslah datang hingga ajal menjemputmu

Lailatul Qadar

Gadihu, 20/4/22

S. Pikalouhata, S.Pd.,Gr


Itulah  malam  dikala banyaknya  malaikat turun ke persada.

Mata nan jeli mengintai para hamba yang bermunajad dan tangis di malam sunyi akan kerinduan bersua.

Malam penuh pengharapan, kemuliaan  beriring  menanti ridhoNya sang Kekasih.

Malam tatkala cahaya surga menerangi hati hamba di peraduan jagat raya.

Malam tatkala  insani wal Jinna  beriman  hadapkan segala pinta.

Malam harapan hamba-hamba mengharap sentuhan kekasih Ilahi Rabb

Malam 1.000 bulan, jamuan rimbi rindu pecinta Lailatul Qadar.

Wednesday, May 15, 2024

"Paparangang Upu Said Parentah"

S. Pikalouhata, S.Pd.,Gr

Ambon, 15 Mei 2024



Wahai tuan parentah

Sungguh titahmu bergelora menentang maut demi tumpah darah,

Kawan lama lari pucat pasi dan mencari jalan untuk kembali mengabdi,

Kokoh benteng kolonial tak gentar mengoyak sanubari pribumi Honimoa.

Wednesday, May 1, 2024

"Story dalam Awwole"

Oleh S. Pikalouhata, S.Pd.,Gr 

Gadihu, 1 Mei 2024


Di persada bumi Honimoa, Siri Sori Islam bersemi dengan sejarahnya,

Disanalah silaturahmi terawat, keyakinan istiqamah dan adat di junjung bak nadi dalam iringan tifa tahuri pengantar tarian awwole.


Di selimut malam yang dalam, mengalun tarian adat suci kaum hawa yang sakral.

Derap kaki berirama, dentingan gelang kaki kuli bia mengalun mistis.


Menyeru kapata dalam setiap hentakan kaki berunduk-unduk,  berpose tangan sebagai pengabdian titah dalam kapata.

Menggema mengalun berlalu intensitas suara kian jauh. 


Melingkar dalam formasi, derap kaki berpadu dalam alunan tifa tahuri.

Menggema kapata Awwole merangkum histori kehidupan bearadat ber adab. 


Siklus kehidupan terikat dalam bait demi bait suci kapata, menyeruak sendi-sendi kehidupan leluhur sampai ke anak cucu.

Kaitan tangan dan tautan mata dengan mata, isyarat janji dan sumpah negeri yang tak boleh diingkar.


Awwole, suci nan sakral dalam tarian dan kapata, 

Gambaran semangat peradaban, 

Simpul kekeluargaan dalam janji dan tradisi di persada negeri Sori Sori Islam.

"Menemukan Inspirasi dalam Tegukan Kopi"

Oleh, S. Pikalouhata, S. Pd.,Gr

Ambon, 1 Mei 2024



Terang siang melingkupi riuh kota, 

Cangkiran keramik racikan kopi di seduh.

Mewangian aroma menghipnotis kesadaran,

Membangkitkan mimik wajah memelas.


Suara lembut tegukan kopi pertama,

Membisik lembut nan syahdu.

Pahit manis bukan saja tentang rasa, 

Membawa angan cinta yang tak terukur.


Hangat mewangi aroma, ada ibra bagai sufi yang berkelana.

Bahwa hidup ini bagaikan kopi yang ada rasa untuk diresapi.


Silaturahmi serupa dengan putaran waktu, 

Detik demi detik penuh misteri yang penuh makna, mengajarkan setiap hati selalu bersua dalam kontempolasi.


Dalam kesunyian, biarlah kopi menjadi pengingat dalam momen,

Menemukan berkasan cahaya yang abadi, 

Dalam sorotan penuh cinta untuk selalu bersyukur. 

Ramadhan telah pergi

 S. Pikalouhata 

Gadihu, 30 Ramadhan 1443H.


Sedih batin dan jiwa tak rela melepas

Berharap kembali bertemu menggandakan pahala di Ramadhan nan mulia.

Sahut sahutan, sorak Sorai anak Adam melantun dzikir takbir pemilik 'Arsy 

Merebak dada insan beriman penuh pilu dan gembira.

Takbir telah bergema 

Hari penuh makna kemenangan 

Pintu maaf berharap dibuka Penuh ikhlas

Atas khilaf ucap, tindak sengaja ataupun tidak.

Ayyuhannas, 

Selamat atas hari kemenangan

Amalan selama Ramadhan penuh ikhlas

Semoga diterima sang ilahi Rabb 

Taqabbalullah minkum 

Tuesday, April 30, 2024

"Persinggahan sementara"

Oleh : S. Pikalouhata, S.Pd.,Gr

Gadihu, 29 April 2024


Di tanah dan tempat ini, rumah bernaung  menjadi suci,

Sunyi sepi hening jiwa-jiwa tenang beristirahat memadu janji. 


Tiada bertemu manusia melainkan dua malaikatNya,

Tiada bersua jasad melainkan Ruh dengan Pecinta.


Empunya pembaringan dengan tiap-tiap romantismenya,

Dari hidup fana', mati dan yaumul Mizan menuju keabadian.


Rafalan doa bersahut hembusan angin sepoi terningang kenangan,

Menari-nari ranting dan dedaunan yang gugur atas perintahNya.

Sunday, April 28, 2024

"Di Ambang Pengampunan"

Oleh : S. Pikalouhata, S.Pd.,Gr

Gadihu, 28 April 2024

Di penghujung malam mulia terjerembab hati dalamnya noda,

Hampa menerawang angan mencekam pikiran.

Resah, gunda hati membuncah mengingat zatNya,

Hidup Untuk Belajar

Oleh : S. Pikalouhata, S.Pd.,Gr

Gadihu, 27 April 2024



Di balik terselubungya pengetahuan, aku menari bernostalgia 

Melacak tapak Sang Hakikat dalam hening sunyi.

Saturday, March 2, 2024

Cinta Pertama


S. Pikalouhata, S. Pd.,Gr


Mau kubandingkan dengan apa jumpa kita kekasihku ?

Dengan redupan mentari sore samar Sepoi purnama meningkat naik.

Angin malam menghembus sejuk setelah menghalau panas payah terik melambung, rasa menayang pikir membawa angan.

Hatiku terang menerima katamu, bagai bintang memasang lilinnya.

Kalbuku terbuka menunggu kasihmu bagai sedap malam harumnya.

Aduhai kekasih, isi hatiku dengan katamu, penuhi dadaku dengan cahayamu, biar bersinar mataku sendu, biar berbinar gelakku rayu.

Ana uhibbu Fillah ya ummi 😘

Saturday, February 24, 2024

"Kupa Sorogai" / Kembang Surga


Dekap sayap kaki bersahut di ubin tempat berkebun Amaliah 

Menabur damai dan menuai berkah ilahi di sajadah Baiturrahman yang tak lekang waktu.

Permadani kusam membentang ke hadirat kiblat Allah

Menundukkan hati dan jiwa penuh kepasrahan khusu' suri tauladan Rasul Allah menengadah berserah ke pemilik singgasana arsy.

Friday, February 23, 2024

"Hembusan Rindu Sissodi"

S. Pikalouhata, S. Pd.,Gr

Sissodi, melihatmu dengan gusarku

Kutemukan berkasan cahaya akan cinta

Makna yang ada, siapapun akan menelusuri

Terombang

Terhempas

Takan terlupa hingga berganti temaram


Sissodi, itu rindu

Kasih bertabur lewat derap semilir

Ranting dedaunan bertubi tumbang

Serta bisu mencari hening.

Sunday, January 7, 2024

Untaian Cinta

Gadihu, 7 Januari 2024

Kamu itu majas, terlihat rumit tapi penuh keindahan, mata terpejamku di malam rautmu terlihat tak lepas, terlalu populer di kepalaku hingga pening peluhku tergambar kesibukanku pikir olehmu

Kau pasungkan bahagiaku hingga erat tak lekang, sekuat dan lemah coba sehasta tuk menyisir kalam hati ini, kutahu qalbu pecinta ini kan selalu dijaga hingga bertemu maha rahim nanti. 

Mencintaimu tak perlu kuuntai sajak. Dirimulah  syair yang membuatku terpaku, tak usah ragu dikala bibir ini takberucap mesra, untaian lika liku cukuplah pertanda memesona memancarkan pirasat yang menyentuh qalbumu. 

Buih air laut kan selalu bertutur lewat desiran memecah hening. Seperti bait-bait syair merinduku tak berpenghujung hinggah kembali keharibaan. Membilas hari-hari indah bersamamu, jelmaan anugerah dan nikmat terindah yang tak boleh dikufuri.

Saturday, December 16, 2023

Said Parentah

S. Pikalouhata 

Upu Said Parentah


Ya Sayyid

Sungguh titahmu bergelora menentang maut demi tumpah darah

Kawan lama lari pucat pasi dan mencari jalan untuk kembali mengabdi

Kokoh benteng kolonial tak gentar mengoyak sanubari pribumi Honimoa

Friday, December 15, 2023

Menuju Kemenangan

S. Pikalouhata 


Sungguh beruntung keyakinanmu tak tertukar wahai negeriku

Kau terlahir Islam tapi belum pulih kemusliminanmu

Terlena history riya' memadu balutan kasmaranmu

Mahluk api menari terbahak-bahak berpesta pora bak penyambutan tamu 

Dibesarkan KarenaMu

S. Pikalouhata 

Seandainya saja semua ini bukan karena keridhaanMu Rabb,

Apa yang bisa ku lakukan sedangkan aku sendiri seperti buih yang berterbangan


Dengan kalamMu ku merujuk akan firmanMu 

Risau Sahabat

S. Pikalouhata 

Undakan anak tangga yang terakhir, di situlah tepatnya


Tampak seorang merindu menatap singsingan fajar diantara dedaunan mengkilap karna embun


Mengisyaratkan ketabahannya yang begitu dalam mengarungi lika liku hidup yang di ampuh


Ternyata pikiranku itu salah menerka !


Sebabnya dia sedang terpuruk dan terguncang menahan pilu dalam


Menghiburku padanya senantiasa teruntai dalam aksara bermakna dalam curahan


Mengkerut kening pesona lukisan alam termakan waktu 


Sembab mata perlahan meleleh bercucur melepas beban pilu merantai

Menjemput Asa

S. Pikalouhata

Fajar menjelang deru derap kaki melangkah hinggah sigsing sang surya 

Kerasku, emosiku masih bergumul dengan  pikiran akan ideolgy pena, kertas yang menyusur cakrawala alam pikirku.

Sejatinya semua itulah restu sang ujung tombak maha karya pemilik hati.

Olah pikirku akan cinta ilmu sang Khalik yang wajib dituntut


Letih, lesuh lelah tapakan kaki berirama demi meraih cinta ma'rifat ilmu

Terik patamorgana, hujan angin timur menghujam tak kenal waktu, badai mendesir Sepoi menakuti mengerogoti

Tetap tegarku mengarungi aral melintang mengorbankan jiwa, mengorbankan raga membara demi menggerakan pena di tangan para penerus


Kutepikan alam sadar pikir akan rohani jasmani  sebuah ilmu 

Hausku membuncah menerima tempaan keras akang faedah mulianya ilmu

Interaksi cinta pendidik tauladan sejati peserta didik

Demi hari ini dan mungkin akan datang

Inikah Cinta

S. Pikalouhata 






Apakah ini cinta ?

Melambung tinggi membumbung ke nirmawana, sejagat penuh ekspektasi yang siap mengoyak tabir akan cinta penuh kasih.

Berawal dari melangkah lemah tanpa kaki hingga pelupuk disilaukan mentari.

Beranggap tak bermakna, sepi melingkari pikir dunia fana' ini.

Penantian

"Penantian"
S. Pikalouhata


Dalamnya Lautan yang tersembunyi bak kehidupan yang tak bisa terfikirkan

Tafakur sejenak merenungi makna akan hidup bagi insan lemah papah ini.


Terpasung tarian manusia bumi yang fana

Berotasi dalam dunia Maya yang samar

Membasuh hati putih tuk membuka tabir cinta

Memahami akan hakekat Rabb menggapai Nur abadi.

Teramat Baik

 Gadihu, 29/5/2022 S. PIKALOUHATA, S.Pd., Gr. Tatkala engkau berprasangka dengan sedikit ilmu yang kau miliki, Berprasangkalah yang baik ata...