S. Pikalouhata
Upu Said Parentah
Ya Sayyid
Sungguh titahmu bergelora menentang maut demi tumpah darah
Kawan lama lari pucat pasi dan mencari jalan untuk kembali mengabdi
Kokoh benteng kolonial tak gentar mengoyak sanubari pribumi Honimoa
Upu Aihata
Datanglah kapitano dan malesi, bergegaslah Patty dan raja-raja
Kami merindu pusara darah bergelimang di persada honimoa yang di berkati
Janganlah berlamabat malas dari panggilan suci yang dijanji Rabb
Maka yang kau dapati adalah hidup penuh mulia dan mati tanpa hisab.
Hai Said
Berdiri tegak kokohnya benteng El-Hau kau tak gentar berdiri tanpa keraguan
Kemulian dan cinta rakyatmu menanti titahmu berderu gemuruh genderang perang
Hidup hina diinjak penista atau angkat parang menuju kematian dipelupuk sang maut
Lalu lalang korban kebengisan kolonial, apa yang kau tunggu ? Jagalah wajahmu jangan terus berseri dan mulut tersungging cerah.
Wahai tuan Parentah
Tinggalkan hidangan raja penuhi meja jamuan
Angkatlah parangmu, Pertiwi Honimoa kelaparan haus akan darah kafir
Tinggalkan penamu dan muliakan parangmu di atas penderitaan rakyatumu
Jadikanlah perang ini sebagai cinta, kasih, sayang mu atas leluhurmu dan umatmu
Said Parentah
Gegap gempita pekikan takbiran dan shalawat pemecah tabir gulita
Sirry waya Sirru bergelora di peraduan Siri Sori
Mujahidin fi sabilliah menyeruak dada kekar malesi-malesi lapar Medan tempur
Bergeraklah, majulah dan pimpinlah kami wahai Sayyid
Tabea Sayyid
Oiye oiye Sina oiyye
Walanda e waisisilo Sina oiyye
Kapitano Patimura wehe tepasiwa wo
Yami leie Walanda Hoka Sapanolua o
Mari-mari Kita maju, orang kafir Belanda ada di Waisil
Ayo mari maju, Tuan Kapitan Pattimura Said Parentah Tepasiwa sudah ada
Mari kita usir kafir Belanda keluar Saparua
Parenta
Kau takkan kembali membawa panji kemenangan pertanda kokohnya daulah
Kau Parentah kami untuk yakin Rabb akan penuhi janji,
Allah ghayatuna, Rasul Qudwatuna, Al Quran dusturuna, Al Jihadu sabiluna, Al Mautu fi sabilillah asma amanina
Majulah dengan busung dada dengan penuh tawakkal digiring malaikat tempur ilahi Rabb
Wahai Kompeni
Setiap tetes darah leluluhur kami di bumi Honimoa adalah janji syurga dan kemenangan akhirat
Setiap peluh keringat leluhur kami di Nusa Iha
Pembersih najis angkara murka tapak kaki haram kalian
Takbir, syalawat, kapatah leluhur kami adalah puji pujian suci panggung agung teristimewa
Kapitano malesio
Kembalilah wahai jiwa-jiwa yang tenang ke haribaan sang pencipta
Jasamu kan dikenang, tiatahmu kan di turuti anak cucu
Jannatunnaim sebaik-baik tempat berkumpulnya para pejuaang tula mubala ra'yato.
No comments:
Post a Comment