Ahad pagi, 18 Oktober 2025. Bersama istri dan utusan 2 orang tua yang di utus untuk melamar calon ipar perempuan. Jam 7 pagi WIT, kami berangkat menuju pelabuhan Honimua Liang Maluku Tengah dengan tujuan Seram Bagian Barat untuk melangsungkan acara sakral yaitu lamaran.
Lamaran seperti pada umumnya hampir sama saja dengan tetap mengedepankan syareat Islam. Kali ini ada yang beda dengan di bumbuhi dengan sedikit adat atau kebiasaan dari keluarga calon ipar perempuan.
Persiapan yang kami bawa sebagai lamaran terbilang unik dan baru pertama kali saya alami dan lihat, yaitu ada buah pinang, daun siri, tabaku atau tembakau, Gambir dan kapur siri. Sesuai adat yang berlaku maka sudah sewajarnya kami penuhi dan taati.
Disini saya tidak bercerita panjang lebar tentang perjalanan kami tapi yang pastinya kami keluar dari rumah pikul 7 pagi menuju rumah calon ipar pukul 15.00. kami di sambut layaknya keluarga di rumah saudara calon ipar sekaligus menjadi tempat istrhat kami sementara.
Acara lamaran tidak seperti pada umumnya yaitu pihak dari keluarga lelaki yang di utus sebagai juru bicara akang menyampaikan maksud di depan keluarga besar calon ipar. Tapi kali ini tetap mengikuti adat istiadat yang berlaku di kampunya calon ipar yaitu dengan cara juru bicara atau utusan kami menyampaikan maksud ke keluarga calon ipar. Setelah maksud kami sampikan maka juru bicaranya sudah beralih ke keluarga calon ipar yang sudah kami sampaikan maksud tadi. Kami tetap wajib ikut tapi bukan lagi sebagai juru bicara utama karna kami sudah di waikili oleh juru bicara calon ipar.
Terasa unik tapi itulah adat dan istiadat setempat patut dan wajib dijunjung. Tidak ada masalah selagi tujuan kami tercapai sesuai apa yang sudah tu titipkan amanah kepada urusan kami. Kami pun bersyukur dengan adanya adat seperti ini di karenakan sudah sangat memudahkan apa yang menjadi tujuan kedatangan kami.
Lamaran pun usai, kami bersiap untuk pulang ke Ambon. Dari rumah keluarga calon ipar kami berangkat menuju pelabuhan feri. Lama perjalanan ke pelabuhan kurang lebih satu jam setengah. Tepatnya pukul 20.00 kami berangkat pulang ke Ambon dengan menyinggahi pelabuhan Honimua tentunya.
Tepat pukul 23.30 kami sampai di rumah. Kami belum menyampaikan amanah ke orang tua kami mengingat waktu tiba kami sudah larut dan besoknya baru kami sampaikan amanah sesuai dengan apa yang kami dengar saat prosesi lamaran.
No comments:
Post a Comment