Friday, March 27, 2020

Strategi Pemasaran Buku

Pemateri : Wijaya Kusuma, S.Pd, M.Pd
Oleh : S. Pikalouhata, S.Pd
Resume ke 12

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Karna satu dan lain hal pemateri yang sudah dijadwalkan memberikan materi tidak bisa hadir bersama kami.
Materi kita pada pagi hari tadi Pukul 10.00-12.00 WIB diisi oleh Om Jay. Berhubung karna zona waktu Indonesia Bagian Barat dan Indonesia Bagian Timur selisih waktunya adalah 2 jam, makanya saya berhalangan hadir dikarenakan kami di Maluku sudah masuk waktunya sholat Jum'at. Sekalipun tadi ada sebagian mesjid yang dibuka dan ada yang  ditutup oleh Surat Keputusan Gubernur dan Fatwa MUI terkait covid-19 yang meniadakan sholat Jum'at yang digantikan dengan sholat Dzuhur di rumah masing2 sampai batas waktu yang di tentukan.Apakah ada yg ingin ditanyakan?

Seperti biasanya, Om Jay selalu mengawali diskusinya dengan lontaran pertanyaan pembuka biar sausana diskusinya tidak kaku dan  tidak terkesan satu arah.


Banyak Penulis setelah menerbitkan bukunya berakhir tragis. Bukunya tidak laku jual dan akhirnya diobral. Berbicara tentang marketing, salah satu profesi yang banyak dihindari namun paling banyak dibutuhkan oleh perusahaan. Apapun itu bentuk perusahaannya. Bagi seorang penulis buku, terutama penulis buku yang menerbitkan buku secara indie. Yang paling pentinga adalah menguasai strategi pemasaran buku.


Strategi pemasaran penjualan buku ajar perlu memperhatikan empat faktor

  • place, 
  • product, 
  • price  
  • Promotion


Berikut ulasannya :
Place : tempat yang strategis

Setiap orang itu pada dasarnya seorang marketing. Salah satu kunci kesuksesan marketing adalah memperhatikan place atau tempat. Pemilihan tempat yang strategi, tentu akan meningkatkan hasil penjualan buku. Tempat yang strategis memudahkan untuk dijangkau dan dikenal. Tidak hanya itu, lokasi yang strategis juga salah satu cara menjaring pelanggan.


Place dalam arti luas tidak berbicara tentang dunia lokasi penjualan. Termasuk membicarakan tentang kegiatan penyaluran produk berupa barang dan jasa berupa distribusi ke produsen dan ke konsumen.


Lokasi pemasaran melibatkan beberapa pelaku. Mulai dari tim marketing, agen, retailer dan distributor. distribusi menjadi poin penting dalam strategi pemasaran untuk menjaga ketersediaan barang dan jasa yang diperlukan oleh konsumen dalam waktu dan tempat yang tepat. Percuma jika lokasi strategi namun tidak diimbangi dengan ketersediaan yang memadai.


Strategi pemasaran mengandalkan tempat saja tidak cukup. Perlu adanya strategi distribusi buku dengan cara lain. Misalnya bisa mengandalkan media sosial, membuat website khusus dan sebagainya. Untuk mencapai titik ini, kita perlu memilih saluran distribusi secara terencana dan tepat. Misalnya melakukan survei dan riset terlebih dahulu. Selama melakukan riset, ada beberapa hal yang dicatat, yaitu mencatat sifat pembeli, sifat perantara, sifat produk, pesaing dan faktor harga.


Price, Harga yang Kompetitif.

Strategi pemasaran buku adalah persoalan harga. Harga mampu mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih produk. Harga ditentukan berdasarkan sifat pembeli. Saat menentukan harga, adapun beberapa yang diperhatikan, misalkan mempertimbangkan letak geografisnya, frekuensi pembelian dan kebiasaan belanja masyarakat sekitar.


Harga kompetitif tentu akan menarik perhatian konsumen. Tidak heran jika pelaku marketing menetapkan harga  dengan cara memberikan diskon. Diskon dijadikan icon untuk menarik minat dan perhatian calon pembeli. Meskipun diskon tersebut diberikan dengan syarat tertentu.


Penentuan harga dapat digunakan sebagai media competitor dengan produsen yang serupa. Pernah mengamati dan membandingkan toko buku satu dengan toko buku yang lain? toko Z misalnya, menjual buku dengan harga lebih mahal. Sedangkan toko X menjual dengan harga lebih murah dari toko Z. Hasilnya, konsumen memilih tokoh Z yang lebih murah, meskipun merelakan jarak lebih jauh.


Di dalam strategi pemasaran buku terdapat tiga cara menetapkan harga. Pertama, cost oriented pricing, yaitu penetapan harga berdasarkan pendekatan biaya produksi. Cost oriented pricing dibagi menjadi tiga metode, yaitu metode penetapan harga biaya plus, penetapan harga mark-up dan target pricing.


Metode penetapan harga berdasarkan biaya plus sering digunakan dalam perusahaan produksi. Penentuan harga biaya plus dapat dilakukan dengan cara biaya total + laba = harga jual. Sedangkan metode penetapan harga mark-up untuk menentukan harga jual dengan cara harga beli + mark up. Metode yang terakhir adalah target pricing yang dilakukan berdasarkan tingkat pengembalian investasi yang diinginkan.


Kedua, demand-oriented pricing atau penetapan harga berdasarkan pendekatan kebutuhan dan permintaan. Metode ini sering ditentukan berdasarkan situasi tertentu. Ketiga, competition oriented pricing merupakan penetapan harga berdasarkan pendekatan persaingan pemasaran. Persaingan harga ini paling sering ditemui. Terutama untuk buku-buku yang sifatnya homogen.


Penepatan harga buku dapat ditentukan dengan dua metode. Yaitu metode perceived value pricing dan sealed bid pricing. Perceived value pricing salah satu upaya menetapkan harga setingkat rata-rata pasar. Sedangkan sealed bid pricing penetapan harga berdasarkan pada tawaran oleh pesaingnya.


Product, Mutu Product

Mutu produk sebagai indikasi strategi pemasaran. Kualitas produk menentukan jumlah permintaan. Mutu produk yang jelek dibandrol dengan harga sesuai dengan kualitas produk, berlaku untuk sebaliknya. Namun, jika yang terjadi mutu produk jelek dibandrol harga tinggi, tentu akan berpengaruh terhadap minat konsumen, dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan penurunan pengunjung.


Menjaga prodak menjadi kunci keberhasilan dalam melakukan strategi pemasaran. Dengan kata lain, menjaga kualitas prodak menjadi prioritas pertama. Jika penjualan di bidang buku, kualitas produk bisa saja masalah pengepakan dan penjilidan. Kecacatan dalam buku hal yang umum terjadi masalah tentang punggung buku yang tidak erat, jenis kertas dan masalah sepele lainnya.


Promotion, Kecepatan Promosi

Semua pasti tahu definisi promosi. Dalam strategi pemasaran buku  ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan promosi. Diantarannya harus berani untuk ditolak, cepat dalam menawarkan dan memiliki inisiatif menawarkan. Seorang strategi pemasaran handal dan berpengalaman tidak pernah takut ditolak. Belajar dari seorang sales yang jalan kaki menawarkan produk dari rumah satu ke rumah lain. Jaminan, mereka lebih banyak ditolak daripada diterima. Namun mereka tetap menawarkan produknya.


Promosi yang baik adalah promosi yang tepat sasaran. Untuk mencapai tepat sasaran, perlu kreativitas. Selain kreativitas, konsistensi dalam melakukan promosi itu penting. pentingnya konsistensi dapat mempengaruhi minat pelanggan.


Kaitannya antara konsistensi dan kreativitas dalam promosi seperti kasus ini. Sebut toko buku A dan toko buku B. Toko buku A dan B sama-sama menjual buku serupa. Hanya saja, toko buku A memberi diskon dan memberikan buku satu gratis untuk konsumen yang membeli lebih dari tiga judul buku. Sedangkan toko buku B tidak memberikan promo sama sekali. Dari kasus tersebut, jelas toko A yang lebih menarik perhatian untuk dikunjungi.


Banyak cara menciptakan kreativitas, tidak melulu memberikan diskon. Jika kita berada di posisi toko B, salah satu meningkatkan minat konsumen dengan membuat promosi lebih kreatif dan menarik. Selain melakukan promosi dalam bentuk promo, bisa juga promosi dengan cara mengutamakan kualitas barang dan pelayanan prima.


Pelayanan prima salah satu metode promosi yang murah meriah, dan bisa diaplikasikan oleh hampir semua orang. Konsumen yang puas dengan hasil pelayanan kita, mereka secara tidak langsung akan mempromosikan produk kita ke orang lain. Dalam bahasa jawa, istilah ini yang disebut getok lambe, yaitu mempromosikan dari mulut ke mulut konsumen, tanpa kita suruh sebelumnya.


Itulah keempat poin strategi pemasaran buku. Semoga ulasan tersebut memberikan wawasan, sudut pandang dan referensi. Jika Anda memiliki buku indie, tidak ada salahnya menerapkan strategi pemasaran buku ini. Jika berhasil, maka keuntungan hasil penjualan buku bisa 100%. Barangkali, berawal dari sinilah yang akan mengantarkan kita menjadi seorang marketing handal. [Elisa]


Penulis baru kebanyakan lebih memilih penerbit indie daripada penerbit mayor. Hal ini bisa dipahami karena seleksi ketat dari Penerbit mayor. Kita akan merasakan sakitnya penolakan. Namun, bila buku diterima dengan baik oleh penerbit besar rasanya senang sekali karena mereka juga punya tenaga pemasaran atau marketing yang banyak.


Sedikit bercerita tentang pengalaman
ketika Om Jay menang lomba naskah buku pengayaan kemdikbud tahun 2009 dan mendapatkan hadiah uang sebesar 20 juta. Waktu itu Om Om Jay senang sekali karena baru pertama kali dalam hidup memegang uang sebanyak itu. Namun teman sekamar Om Jay pak Johan Wahyudi mengatakan bahwa itu belum seberapa. Sebab beliau sudah merasakan dapat royalti buku sebesar 200 juta. Beliau menulis buku ajar bahasa indonesia yg diterbitkan 3 serangkai Solo.

Ada beberapa pertanyaan menarik dari anggota grup yang sempat saya copy.

  1. Apakah boleh naskah yang sama dikirim ke penerbit indie sekaligus penerbit mayor. Jadi sambil menunggu konfirmasi dari penerbit mayor, naskah kita bisa diterbitkan dahulu di penerbit indie. Nanti kalau ternyata diterima penerbit mayor, kita minta penerbit indie, mencabut buku kita 
  2. Sampai brp lama kita akan mndpt royalty dari penerbit mayor ?


Jawaban Om Jay :
Pertanyaan pertama
Tidak boleh karena ada spp yang harus kita tanda tangan.

Pertanyaan ke dua
Sampai buku itu dicetak kembali. Biasanya royalty buku 6 bulan sekali. Jadi setahun 2 kali.


Ada 3 keuntungan seorang penulis buku yaitu:  pertama dari penjualan buku secara langsung, kedua dari royalty buku dan ketika sebagai narasumber. Penerbit dan penulis ikut pula memasarkannya. Penulis yang punya jiwa kewirausahaan pasti akan melihat peluang dari buku yang dituliskannya. Biasanya kita pesan dulu dan baru bayar setelah buku laku.  Bisa juga untuk buku proyek kita jadi perantaranya ke dinas pendidikan atau sekolah.


Kesimpulan materi :

  1. manfaatkan media sosial utk memasarkan biku.
  2. Pasang iklan di media arus utama seperti koran dan majalah.
  3. Adakan bedah buku. 
  4. Menggelar konferensi pers
  5. Ajak komunikasi dengan peresensi buku kita
  6. Manfaatkan kolegaa atau teman baik serta komunitas 
  7. Manfaatkan kesempatan yang ada.


Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

6 comments:

"Paparangang Upu Said Parentah"

S. Pikalouhata, S.Pd.,Gr Ambon, 15 Mei 2024 Wahai tuan parentah Sungguh titahmu bergelora menentang maut demi tumpah darah, Kawan lama lari ...