Menulis Adalah Bela Diri

Oleh : Danang Nurullah Koswara

Resume ke tiga

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Seperti biasanya, Leader grup pemilik Omjaylab's blog membuka diskusi dan mempersilahkan pemateri berikutnya untuk memulai diskusi.

Sambil memberi salam, pemateri mulai memperkenalkan diri dan mengawali diskusinya dengan menawarkan kesiapannya bertukar pikiran dengan kami terkait menulis. 

mengapa saya menulis ?Pertama 

Menulis itu mengalirkan perspektif kita tentang sesuatu.  Mengasah artikulasi tentang suatu hal.  Menulis tidak harus baik namun setidaknya kita dapat melihat sejauh mana kebodohan bahkan potensi kita dalam menulis.  Narasi yang kita  tulis adalah cermin literatif kita.

Kedua 

menulis itu bisa menjadi ekspresi perlawanan kita tentang sesuatu yang menurut kita tak adil atau ada ketidakadilan.  Penulis adalah ksatria pembela kebenaran,  pedangnya adalah pena atau jari kita.

Ketiga 

Menulis itu narcis literatif. Kalau kita hanya selfie selfie saja semua orang juga bisa.  Anak SD juga ahli, namun menulis itu sangat seksi,  mengapa?  Karena menulis itu hal yang gampang tapi dianggap sulit. Ini anggapan sesat yang menyebabkan ribuan orang tak menulis. 

Untuk bisa menulis,  sebaiknya kita tulis sesuatu yang lagi viral dan lagi trend di masyarakat atau sesuatu yang masih anget pemberitaannya biar idenya lebih anget juga. Dengan kata lain memanfaatkan momentum seperti yang lagi hangat-hangatnya pemberitaan tentang kegiatan susur sungai yang mengakibatkan penahanan terhadap 3 orang guru yang ditersangkakan. 

Menulis atau mempost pembelaan terhadap penahanan guru tentu banyak tekanan,  tapi risiko itu tetap diambil.  Menulis itu seperti seni bela diri bukan pencak silat atau senjata tajam untuk bela diri dan profesi. Menulis  juga membuat kita jadi celeb literatife, selama tidak SARA dan menghina personal plus data lengkap. 

Intinya menulis saja apapun yang kita mau asalkan pada kaidah-kaidah penulisan yang baik dan benar.