Friday, November 5, 2021

Menunggu Itu Jenuh Tapi Berbuah Manis

Sumber gambar : di sini

Menunggu itu jenuh. Memang jenuh, membosankan, membuang waktu dan masih banyak lagi. Menunggu itu sesuatu yang berkaitan dengan janji dan komitmen waktu. Janji adalah sebuah kontrak psikologis antara dua orang atau lebih. Janji merupakan pemberian layanan dan jaminan. Menunggu dengan hanya berdiam diri sudah pasti membosankan. Menunggu dengan melakukan aktifitas kreatif itulah yang produktif.

Menunggu membutuhkan kesabaran, tergantung bagaimana kita berprilaku. Kesabaran membuahkan hasil manis dan cenderung membawa orang-orang biasa menjadi hebat. Menunggu yang pasti dan kesabaran yang terus diasah membawa pikiran terus positif. Karakter dan prilaku orang tidak sama memang. Orang paham akan arti kesabaran dan berperilaku sabar itulah pemenang. 

Apa pun yang kita tunggu, ketenangan pikiran, kepuasan, rahmat, kesadaran batin akan kelimpahan sederhana, pasti akan datang kepada kita, hanya jika kita siap menerimanya dengan hati yang terbuka dan bersyukur (Sarah Ban Breathnach). Kesempatan terbaik selalau datang saat sabar menunggu. Sabar menunggu melatih kita untuk selalu bersyukur kepada Allah SWT. Itulah kenapa sabar membutuhkan ketenangan pikiran. 

Menunggu bukan berarti tidak sukses. Menunggu sama halnya kita menjemput kesuksesan. Jenuh, bosan, kecewa itu manusiawi. Ketika kita memutuskan dan berkomitmen suatu aktifitas yang sedang kita tunggu maka tetap istiqamahlah dengan berperilaku sabar. Siapa tau apa yang kita tunggu dapat mendatangkan suatu rahmat dari Allah SWT yang sangat luar biasa. 

“Innallaha ma’a as-shobirin."
Artinya: “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar,”

No comments:

Post a Comment

"Paparangang Upu Said Parentah"

S. Pikalouhata, S.Pd.,Gr Ambon, 15 Mei 2024 Wahai tuan parentah Sungguh titahmu bergelora menentang maut demi tumpah darah, Kawan lama lari ...