Oleh : S. Pikalouhata, S. Pd
Corona covid 19 kini benar-benar merajalela dan menghantui. Pandemi ini merubah seluruh sendi-sendi kehidupan pendidikan. Tak seorang pun bisa membayangkan pandemi ini akan terjadi. Banyak sudah korban yang terpapar dan meninggal yang diakibatkan oleh Corona covid-19. Pemerintah kewalahan dan masyarakat awam pun bingung dibuatnya.
Pendidikan di masa sebelum adanya pandemi covid-19 boleh dibilang berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Semua program baik dari sekolah maupun guru telah siap di awal tahun pelajaran atau awal semester, baik kalender pendidikan sekolah, program semester, program tahunan, program mengajar dan lain sebagainya siap dijalankan.
Pandemi kali ini membuat pendidikan benar-benar memasuki era darurat. Kebijakan-kebijakan dari pemerintah pusat dan daerah pun tak kalah perhatian dan terfokus kepada dunia pendidikan anak yang kini tidak bisa bersekolah. mau tidak mau suka dan tidak suka segala kebijakan yang di ampuh oleh pemerintah pusat dalam hal ini kementerian pendidikan mengharuskan guru dan siswa belajar di rumah masing-masing.
Terkhusus bagi kota Ambon yang sekarang sudah ditetapkan zona merah pandemi covid-19, mengharuskan siswa tetap belajar di rumah masing-masing yang dipantau oleh orang tua dan guru. Ada sebagian guru memanfaatkan aplikasi WhatsApp sebagai media belajar terutama pemberian tugas belajar dan latihan bagi anak kelas kecil tingkat sekolah dasar. Media belajar WhatsApp ini mudah dioperasikan oleh siswa dan orang tua dengan kemudahan-kemudahan fiturnya. Ada juga guru kelas atas yang belum mampu mengoperasikan aplikasi virtual zoom cloud meating, atau webex dengan alasan bahwa guru dan siswa belum mahir mengoperasikan atau tidak memiliki android ataupun komputer.
Darurat pandemi ini mengharuskan semua guru dan siswa mampu mengoperasikan aplikasi proses belajar mengajar Maya. Guru dituntut sekreatif mungkin untuk bisa menghadirkan pendidikan maya yang menyenangkan bagi siswa. Kadang ada saja rasa jenuh yang dirasakan oleh guru dan siswa dengan proses belajar online ini. Metode yang ingin diterapkan oleh guru ke siswa kadang tidak kesampaian dan tepat sasaran. Adakalanya hambatan yang dihadapi oleh guru dan siswa adalah terkendala masalah jaringan atau singnal jelek.
Dunia pendidikan harus angkat jangkar dan terus mengarungi derasnya pandemi guna menyelamatkan anak bangsa dari bahaya dangkalnya pengetahuan. Sinergitas semua lembaga di bawah naungan kementerian pendidikan pun harus legowo dan berasatu, bahu membahu mencetuskan selamatkan pendidikan.