S. Pikalouhata
Upu Said Parentah
Ya Sayyid
Sungguh titahmu bergelora menentang maut demi tumpah darah
Kawan lama lari pucat pasi dan mencari jalan untuk kembali mengabdi
Kokoh benteng kolonial tak gentar mengoyak sanubari pribumi Honimoa
S. Pikalouhata
Upu Said Parentah
Ya Sayyid
Sungguh titahmu bergelora menentang maut demi tumpah darah
Kawan lama lari pucat pasi dan mencari jalan untuk kembali mengabdi
Kokoh benteng kolonial tak gentar mengoyak sanubari pribumi Honimoa
S. Pikalouhata
Sungguh beruntung keyakinanmu tak tertukar wahai negeriku
Kau terlahir Islam tapi belum pulih kemusliminanmu
Terlena history riya' memadu balutan kasmaranmu
Mahluk api menari terbahak-bahak berpesta pora bak penyambutan tamu
S. Pikalouhata
Seandainya saja semua ini bukan karena keridhaanMu Rabb,
Apa yang bisa ku lakukan sedangkan aku sendiri seperti buih yang berterbangan
Dengan kalamMu ku merujuk akan firmanMu
S. Pikalouhata
Undakan anak tangga yang terakhir, di situlah tepatnya
Tampak seorang merindu menatap singsingan fajar diantara dedaunan mengkilap karna embun
Mengisyaratkan ketabahannya yang begitu dalam mengarungi lika liku hidup yang di ampuh
Ternyata pikiranku itu salah menerka !
Sebabnya dia sedang terpuruk dan terguncang menahan pilu dalam
Menghiburku padanya senantiasa teruntai dalam aksara bermakna dalam curahan
Mengkerut kening pesona lukisan alam termakan waktu
Sembab mata perlahan meleleh bercucur melepas beban pilu merantai
S. Pikalouhata
Fajar menjelang deru derap kaki melangkah hinggah sigsing sang surya
Kerasku, emosiku masih bergumul dengan pikiran akan ideolgy pena, kertas yang menyusur cakrawala alam pikirku.
Sejatinya semua itulah restu sang ujung tombak maha karya pemilik hati.
Olah pikirku akan cinta ilmu sang Khalik yang wajib dituntut
Letih, lesuh lelah tapakan kaki berirama demi meraih cinta ma'rifat ilmu
Terik patamorgana, hujan angin timur menghujam tak kenal waktu, badai mendesir Sepoi menakuti mengerogoti
Tetap tegarku mengarungi aral melintang mengorbankan jiwa, mengorbankan raga membara demi menggerakan pena di tangan para penerus
Kutepikan alam sadar pikir akan rohani jasmani sebuah ilmu
Hausku membuncah menerima tempaan keras akang faedah mulianya ilmu
Interaksi cinta pendidik tauladan sejati peserta didik
Demi hari ini dan mungkin akan datang
S. Pikalouhata
Melambung tinggi membumbung ke nirmawana, sejagat penuh ekspektasi yang siap mengoyak tabir akan cinta penuh kasih.
Berawal dari melangkah lemah tanpa kaki hingga pelupuk disilaukan mentari.
Beranggap tak bermakna, sepi melingkari pikir dunia fana' ini.
Gadihu, 29/5/2022 S. PIKALOUHATA, S.Pd., Gr. Tatkala engkau berprasangka dengan sedikit ilmu yang kau miliki, Berprasangkalah yang baik ata...