Monday, April 6, 2020

Proses Penulisan Buku

Narasumber : Akbar Zainudin
Oleh : S. Pikalouhata, S.Pd

Resume ke-16

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Ini salah satu materi narasumber kita untuk penulisan buku. Silahkan klik, kunjungi link YouTube saya di bawah ini. Mohon dilihat dulu, sehingga lebih banyak interaksinya nanti. 
Mohon dibantu untuk SHARE, LIKE & SUBSCRIBE agar manfaatnya lebih banyak.
Salam Man Jadda Wajada.
Akbar Zainudin klik Disini

Narasumber akan ngobrol tentang proses penulisan buku mulai dari ide sampai ke penerbit. Penekanan ada pada langkah menyerahkan naskah ke penerbit. Ada enam langkah menerbitkan buku yang saya singkat menjadi TOJTRP.

Narasumber kita malam ini adalah bapak
Akbar Zainudin, Penulis buku Man Jadda Wajada. Alhamdulillah, berkat Man Jadda Wajada ini narasumber bisa keliling ke-33 Provinsi di Indonesia. Satu yang belum; PAPUA. Mudah-mudahan setelah lebaran bisa ke Papua. Siapa tahu ada orang PGRI Papua di sini. 

Narasumber menulis sejak SMA saat saya di Gontor. Dilanjutkan pada saat mahsiswa. 
Menulis buku pertama tahun 2008, yang diterbitkan Gramedia, Man Jadda Wajada. Hingga sekarang, baru 13 buku saya tulis. Hampir semua tentang motivasi.
Narasumber akan share malam ini tentang Langkah-Langkah dalam Menulis Buku.

Langkah pertama adalah T. 

Tentukan TEMA tulisan. Setiap buku harus punya tema besar, baik buku fiksi maupun non fiksi. Tema akan menjadi rel yang mengikat kita dari awal tulisan hingga akhir. Tema ini satu saja. Misalnya kerja keras, romantisme, cara belajar, dan sebagainya. Buku-buku narasumber, kebanyakan adalah buku-buku motivasi. Kalau buku Om Jay, buku-buku pendidikan. Dan sebagainya.

Langkah ke dua adalah O. 

OUTLINE atau DAFTAR ISI. 
Gunanya outline:
1. Agar tulisan kita terarah.
2. Bisa buat jadwal dan target.
3. Menghindari "ngeblank" pada saat menulis. 
4. Agar bukunya selesai. 

Kalau tidak ada daftar isi, akan sulit bukunya bisa selesai.
Sudah punya tema? Sudah ada daftar isinya belum?
Saya tidak bertanya tapi saya juga ingin berbagi pengalaman Intinya sebetulnya sama dengan saat saya membuat sebuah komik. kalau dalam komik langkah yang saya lakukan :
-Tema
-Tokoh
-Chapter
-Tulis cerita
-Story board
-Gambar
-Lay out
-Colouring
-Revisi
-Penerbit
Mungkin itu teknik saya dalam proses pembuatan komik yg selama ini saya lakukan.


Langkah ketiga adalah J. 

Buatlah jadwal penulisan.
Kalau daftar isi sudah dibuat, misalnya ada 30 judul artikel atau plot cerita, mulailah membuat jadwal secara riil. Katakan 1 tulisan jadwalnya seminggu selesai, buatlah jadwalnya dari 30 tulisan itu kapan mau selesai. 
Dengan kita membuat jadwal, maka akan memudahkan kita untuk mengontrol dan mengevaluasi dari hasil tulisan kita.


Langkah ke empat adalah T. 

Tuliskan outline sudah ada, jadwal juga sudah ada. Berikutnya adalah tuliskan sesuai outline dan jadwalnya. 
Di sini, disiplin diri dan komitmen yang akan menentukan apakah tulisan kita akan selesai atau tidak. 
Tulis dan selesaikan semua judul artikel terlebih dahulu. Jangan terpaku untuk satu tulisan sampai sempurna.


Langkah kelima adalah R,  

Revisi.
Revisilah tulisan kalau semua draft tulisan sudah selesai. Jangan terpaku hanya satu judul sampai sempurna. 
Kalau kurang-kurang sedikit, tidak apa-apa. 

Tahap pertama adalah menyelesaikan semua draft buku. 

Tahap kedua, baru revisi. Apa saja yang direvisi?

1. Data dan informasi yang kurang. 
2. Tata Bahasa
3. Gaya Tulisan. Disamakan dari awal hingga akhir. 
4. Judul-judul artikel. Buatlah judul-judul yang menarik.

Ingat baik-baik. Jangan terpaku dengan satu judul artikel sampai sempurna. Selesaikan saja semua draft bukunya, apapun bentuknya. Setelah draft selesai, baru direvisi.

Langkah ke enam adalah P. 

kirim ke penerbit. 
Apa yang menadi pertimbangan penerbit?
Paling utama adalah bukunya laku atau tidak. Ini menyangkut kebutuhan masyarakat pembaca.

Apakah pembaca butuh buku kita? 
Siapa yang butuh? Berapa banyak orang yang butuh? 
Buku kita menjawab kebutuhan apa?
Semakin besar kebutuhan masyarakat akan buku kita, maka peluang diterbitkan semakin besar. 
Karena itu, sebagai penulis kita mesti memahami buku kita siapa yang akan beli, dan siapa yang kira-kira akan baca. 
Hal kedua adalah apa yang bisa membedakan buku kita dari buku sejenis. 

Apa kelebihan kita dibandingkan dengan buku sejenis? 

Kita harus mampu menjawab pertanyaan ini. Karena hal itu yang akan menjadi pertanyaan dan juga pertimbangan penerbit. 

Ketiga, pertanyaan penerbit adalah, apa yang akan Anda lakukan untuk membantu pemasaran buku? 
Harus punya jawabannya.

Materinya sekian. Kita masuk sesi tanya jawab. Sementara itu Om Jay sebagai pengantar diskusi. 
Silakan bertanya ke Om Jay, nanti diforward ke sini. 
Pertanyaan peserta dan jawaban Narasumber sebagai berikut :

Tanpa nama 1
Apakah perlu membayar kepada penerbit? 

Jawab Narasumber
Kita tidak perlu membayar ke penerbit. Bahkan kita mendapatkan uang ROYALTI. Rata-rata royalti adalah 10% dari buku yang terjual. 

Tanpa nama 2
Bagaimana cara mengirim naskah?
Berapa lama?

Jawab Narasumber
1. Naskah harus sudah jadi. 
2. Diprint, dikirim dengan hard copy dan soft copy dalam bentuk CD atau Flash Disk
Kabar diterima atau tidak sekitar 3 bulan.

Aam Nurhasanah (Gajrug, Lebak-Banten)
Assalamualaikum pak Akbar. Saya sangat bahagia bisa gabung dengan salah satu penulis best reseller MAN JADA WAJADA. Alhamdulillah, saya sudah nonton video langkah-langkah menulis yg bapak share. Pertanyaan saya, Bagaimana cara membuat tulisan yang menarik? karena saya sudah coba beberapa kali menulis, rasanya sangat sulit pak. Tidak seperti bapak atau om jay yg menulis itu udah ngalir. Dan selalu keren hasilnya. Jd ngiler.

Jawab Narasumber
Kalau mau tulisannya menarik, jangan dibuat mendorong. 
Semua adalah tentang jam terbang dan latihan terus menerus. 
Saya dan Om Jay sudah latihan berpuluh-puluh tahun. Hampir tiap hari menulis. 
Kalau saya hitung dari setingkat kelas 2 SMP saya sudah mulai belajar menulis. Jadi, hampir 30 tahun tidak berhenti menulis. 

Menulis adalah keterampilan. Semakin sering dilatih, akan semakin enak dibaca orang. 
Nah, sudah tahu rahasianya kan? 
Banyak-banyak berlatih. Luangkan waktu setiap hari 30-60 menit. 
Nanti tau-tau tulisan kita sudah bagus, tau-tau kita sudah punya naskah buku, tau-tau buku kita terbit. 

Happy writing.


Verdi (Probolinggo)
Om jay tanya outline/ struktur daftar isi  untuk naskah fiksi dan non fiksi?

Jawab Narasumber
Naskah Non Fiksi:

1. Opening/Pendahuluan. Berisi latar belakang, tujuan dan juga maksud penulisan.
2. Isi Naskah. Biasanya berisi teori-toeri, peristiwa aktual, analisis terhadap peristiwa, How To (Tips and Trick).
3. Kesimpulan dan Penutup. 

Kalau FIKSI;

1. Tokoh
2. Karakter Tiap Tokoh
3. Alur atau plot Cerita
4. Klimaks dan Ending Cerita

Rosmalinda (Karimun, Kepri)
Pertanyaan saya. 
1. Seandainya naskah yang sudah kita kirim ke penerbit tidak diterima apakah naskah itu dikembalikan?
2. Biasanya apa yang membuat naskah kita tidak di terima oleh penerbit? 

Tanpa nama 3
Mohon pencerahannya. Apakah kita harus fokus pada satu TEMA atau boleh berubah? misal tema kita fokus saja tentang motivasi, pendidikan, sosial dan sebagainya.

Jawab Narasumber
Ini tentang Branding. Kalau saya lebih suka satu tema, biar branding kita jelas. 
Boleh 2-3 tema, tetapi yang terkait. 

Kalau kita ingin dilihat sebagai ahli pendidikan, menulislah selalu tentang pendidikan. Kalau saya, adalah motivasi dan pengembangan diri, maka hampir semua tulisan saya tentang motivasi dan pengembangan diri. 

Saya sebenarnya ada basic tentang agama dan pemasaran. Namun demikian, kalau tidak terkait dengan motivasi dan pengembangan diri, maka saya tidak tuliskan. 
Fokus. Menurut saya.

Ibu Nani
Setelah saya melihat video bapak Akbar tentang langkah-langkah membuat buku, yaitu TOJTRP, saya sangat terkesan sekali. Selama ini saya kurang menepati jadwal  untuk mulai menulis. Ketika saya mulai menulis, saya selalu teringat pekerjaan lain yang memiliki deadline yang sama. Kendala lain, waktu sudah di depan laptop, perasaan malas itu datang, akhirnya ide tidak dapat keluar. Mohon saran bagaimana menumbuhkan semangat untuk menulis sesuai dengan jadwal yang sudah saya buat. Terima kasih.

Jawab Narasumber
Terima kasih ibu Nani. Ibu Nani tidak sendirian.
Kalau mau disiplin, dimulai dari pembiasaan. Buat jadwal menulis secara teratur, sekitar 30-60 menit setiap hari. 

Kalau saya biasanya menulis sebelum subuh sampai kira-kira jam 5.30 setiap hari. Setelah itu persiapan ke kantor. 
Harus ada waktu yang dikorbankan untuk dialokasikan untuk menulis. Kapan saja boleh, bisa pagi, siang, atau malam. 

Yang penting, konsisten SETIAP HARI. 
Dan, mulai hari ini, hilangkan kata tapi. Kalau masih ada kata tapi, masih jauh berarti.
Boleh dicoba ibu ya. Nanti kabari saya hasilnya bulan depan. 

Tanpa nama 4
Adakah batasan tipis tebalnya suatu buku yg dapat diterbitkan? atau harus berapa judul minimalnya?

Jawab narasumber
Biasanya, buku yang diterbitkan sekitar 100 halaman minimal. Rata-rata itu sekitar 200-300 halaman. 
Kalau diukur dari karakter, sekitar 40.000-60.000 karakter di komputer.

Tanpa nama 5
karakter itu huruf dan spasi ya

Jawab narasumber
Pertanyaan saya pak.. Apakah satu buku itu boleh beda2 judul dan apakah judul satu artikel dengan judul artikel berikutnya ada hubungannya.?

Jawab narasumber
Ada namanya bunga rampai atau antologi tulisan. Ini dalam satu judul bisa berbeda-beda tema. 

Kalau saya sarankan, satu buku untuk satu tema. Judulnya bisa berbeda-beda, tetapi tetap mengacu pada satu tema tertentu. 
Tujuannya apa, biar pembaca menangkap maksud buku secara keseluruhan.

Tanpa nama 6
Bagaimana menyiasati  dalam mengatur daftar isi dan jadwal yang sudah dituliskan, ternyata di tengah jalan terganggu atau tergoda dengan artikel lain, padahal daftar isi sudah dibuat dan jadwal sudah disusun, mohon jawaban.

Jawab narasumber
Tahan godaan. Perbanyak istighfar biar tidak tergoda. 😁😁

Tanpa nama 7
Bagaimana cara membuat judul yg menarik agar pembaca tertarik dan mau membaca

Jawab narasumber
Kalau sudah punya jadwal, kan kita sudah tahu target menulisnya misalnya satu minggu satu artikel. 
Kalau di tengah jalan ada terpikir mau menulis satu artikel yang lain, tidak masalah. Yang penting, jadwal yang sudah kita tuliskan masih bisa kita kejar. 
Fokuslah pada target. 

Daftar isi itu bisa berubah-ubah menyesuaikan dengan pemikiran kita. Jadwalnya juga bisa menyesuaikan kalau ada pemikiran lain. 

Intinya, boleh menulis tulisan lain asal jadwal yang sudah kita buat tetap bisa kita jalankan.

Tanpa nama 8
Man Jadda Wa Jadda
Perkenalkan saya HIKMAT BARKAH. Penasaran dengan buku *UKTUB* Berapa harganya ya? 
Saya ingin bertanya dengan materi yang bapak berikan, terkait Penerbit :  
1. Gimana cara kita untuk meyakinkan penerbit agar buku kita bisa d terbitkan pak?

 Apakah bisa kita yg notabene belum punya pengalaman dan penghrgaan dqlam mnulis bisa d terima oleh penerbit? 
mohon arahannya terima kasih

Ahmad Danu Raharjo
1. Bagaimana cara mengetahui kualitas tulisan ilmiah dan dapat di terima oleh pembaca umum
2. Cara menulis supaya dapat lissensi dari ISSN /ISBN

Jawaban Narasumber
1. Yakinkan buku kita akan laku. Buatlah gambaran siapa yang akan beli buku kita dan berapa banyak yang kira-kira akan terjual. 

2. Sodorokan apa yang akan kita lakukan untuk membantu proses pemasaran buku.

Tanpa Nama 9
Selama ini, apakah buku yang pak Akbar kirim ke penerbit selalu diterima dan diterbitkan oleh penerbit? Klo tdk, kira2 apa yang menjadi alasan tertolaknya buku bapak, mohon pencerahannya

Jawaban Narasumber
Saya pernah ditolak di salah satu penerbit karena naskahnya kurang lengkap. Setelah saya lengkapi, saya kirim ke penerbit lain, akhirnya diterima. 

Setelah buku saya diterbitkan Gramedia, hampir semua penerbit lain menerima naskah buku saya, bahkan mereka yang meminta untuk dituliskan. 
Karena standar penerbitan di Indonesia memang Gramedia Grup. 
Susah? InsyaAllah kalau tulisan kita bagus, akan diterima.

Suheri (Cikupa Tangerang)
Apa kendala yang besar bagi penulis pemula dalam menulis? 

Jawaban Narasumber
Pak Suheri, kendala utamanya adalah MALAS. 
Coba bisa melawan rasa malas, pasti sudah terbit bukunya. 
Boleh dicoba, lawan rasa malas, terus belatih, pasti tulisan kita akan jauh lebih baik setahun mendatang. 
Berlatihnya SETIAP HARI.

Tanpa nama 10
Pertanyaaan: dalam menyusun outline, apakah membutuhkan pendapat orang lain?  Bagaimana jika ingin merevisi outline, apakah boleh?

Jawaban Narasumber
Outline itu gambaran dasar. Jadi sangat memungkinkan untuk berubah. Boleh berubah. Yang penting, jadwal penulisannya ikut diubah juga. 

Akan bagus sekali kalau dalam menulis outline meminta masukan dari teman-teman. Semakin banyak masukan, akan semakin kaya. 

Asal jangan semakin bingung. Kalau banyak masukan, dan bingung, bismillah, tentukan saja dan mulailah menulis. 

Kalaupun ada perubahan di tengah menulis, tidak apa-apa, yang penting sudah ada outline awalnya.

Tanpa nama 11
materi malam ini adalah langkah-langkah menulis buku, sangat memotivasi saya orang awam yang baru mau memulai latihan menulis. Yang saya tanyakan adalah apakah dalam menulis buku, sebaiknya temanya mengikuti perkembangan zaman atau tidak?

Jawaban Narasumber
Ada buku-buku yang namanya buku untuk season tertentu. Misalnya kalau mau Pemilu, buku-buku tentang tokoh akan banyak bermunculan. 

Ada juga buku-buku dengan tema yang "abadi", misalnya buku-buku referensi, motivasi, how to, dan sebagainya. 

Terma-tema ini bisa ditulis kapan saja. Tentu saja harus mengikuti perkembangan zaman. Apalagi kalau menulis tentang How To, perlu sekali menyesuaikan dengan keadaan sekarang.

Rosmalinda (Karimun Kepri)
[5/4 22.26] Pak Om Jay: Assalamualaikum Pak. Salam kenal dari Karimun Pak Akbar 
Pertanyaan saya. 

  1. Seandainya naskah yang sudah kita kirim ke penerbit tidak diterima apakah naskah itu dikembalikan?
  2. Biasanya apa yang membuat naskah kita tidak di terima oleh penerbit? 


Jawaban Narasumber

  1. Ada yang dikembalikan, ada yang tidak. Tetapi semuanya akan diberitahu baik lewat email ataupun telepon. Kalau naskah ditolak, diperbaiki saja. Lalu kirimkan ke penerbit yang sama atau ke penerbit lain. Ada satu naskah saya ditolak, saya perbaiki, lalu saya kirim ke penerbit lain, alhamdulillah diterima. 
  2. Pertimbangan utama, biasanya penerbit melihat tidak cukup segmen pembelinya. Artinya secara bisnis tidak menguntungkan. Atau, pembacanya ada, tetapi naskah kita dirasa tidak cukup menarik pembaca untuk membeli. 

Pertimbangan penerbit yang paling utama adalah bisnis; bukunya laku atau tidak.


Siti F. R. Simamora (Tanjung Balai Sumatera Utara)
Kalau kita ingin membuat buku kumpulan cerpen anak,  apakah temanya harus satu atau boleh beda (yang penting cerpen anak gitu) dan apakah harus buat outline dulu?

Jawaban Narasumber
Kalau cerpen, temanya tidak harus satu. Boleh kumpulan cerpen. 
Tetap harus buat outline biar cerpennya bisa bervariasi. Tidak monoton hanya satu cerita. 
Outline juga penting buat jadwal dan target.


Norali (Semarang)

  1.  Jujur pak, saya paling lemah jika membuat tulisan fiksi, padahal sangat suka membaca novel, komik, dan sejenisnya. Tetapi jika diminta menulis tulisan fiksi,,mesti bahasanya dan alurnya amburadul. Malah cenderung pasaran ceritanya. Adakah kiat khusus jika ingin menulis tulisan fiksi yang bagus pak?
  2. Saya lebih prefer menulis jika non fiksi. Saya suka dengan teman2 keilmuan, pendidikan, sains,,mungkin karena basic keilmuan saya adalah alumni MIPA. Dan Alhamdulillah selama mahasiswa ada beberapa karya tulis saya yang mendapat penghargaan dan dibiayai Dikti. 

Pertanyaan saya dari kumpulan karya tulis saya ini,apakah bisa dibukukan pak? Jika bisa, apakah hasil riset nya juga perlu ditampilkan juga?ataukah hanya sekedar pemaparan teori saja.
Terima kasih

Jawaban Narasumber
Menulis itu;

1. Yang paling dikuasai
2. Yang paling disenangi

Jadi, menulis itu bagian dari sesuatu yang membahagiakan. Jangan dibuat stress.

Sebenarnya tidak masalah mau menulis fiksi atau non fiksi. Yang penting kita senang menulisnya. 

Kalau buku Non Fiksi, ada buku-buku yang sifatnya referensi. Ini akan bagus kalau disertakan penelitiaannya dan sumber-sumber ilmiahnya secara lengkap. 

Kalau buku yang bersifat umum, hasil penelitian dan hal-hal yang bersifat jurnal ilmiah perlu dibahasakan ulang dengan bahasa yang populer. 

Kumpulan karya tulis bisa dibukukan dengan berbagai penyesuaian. Buat outline terlebih dahulu, lalu petakan mana karya tulis lama yang bisa masuk outline ini dan mana yang tidak bisa masuk. Kalau tidak bisa masuk, jangan dipaksakan.

Tanpa nama 12
Mau nanya Pak Akbar, berapa kata judul yang baik apa ada pembatasan

Jawaban Narasumber
Judul buku biasanya 3 kata. Kalau kata-katanya lebih banyak, dijadikan sub judul. 

Buku saya;
UKTUB:
Panduan Menulis Buku dalam 180 Hari.

Ridwan Nurhadi
Pernah mengirim naskah tapi judulnya diganti total oleh penerbit katanya biar lebih menjual. bagaimana menyikapi nya pak. 

Jawaban Narasumber
Tugas editor memang seperti itu. Kalau ada yang kurang menarik, diganti. 

Beberapa judul saya disesuaikan oleh penerbit. Kita ikuti saja. Bahkan beberapa judul artikel ada yang minta dibuang, diubah, atau ditambahkan, kita ikuti saja.


Anis (Jawa Timur)
Jurus jitu untuk ibu2 yg berkarir dan memiliki kewajibn sbg IRT untuk melawan rasa malas dalam menulis di era 4.0 ini apa ya?


Jawaban Narasumber 
Era 4.0 menuntut disiplin diri yang tinggi. 

Mohon ibu buat jadwal setiap hari: kapan urusan rumah tangga, urusan suami, urusan anak-anak, dan kapan untuk menulis. 

Dijadwalkan 30-60 menit SETIAP HARI. Saya yakin pasti bisa menjadi penulis handal. 

Mohon dicoba ya Ibu.

Nurrifda (Karimun Kepri) 
Jika penerbit tidak menerima naskah kita karena kurang lengkap, dan selanjutnya kekurangannya dilengkapi. Apakah boleh mengirimkan naskah yang sudah lengkap kepenerbit yang sama atau harus cari penerbit lain?

Jawaban Narasumber 
Pilihan ada pada kita, boleh mengirim ke penerbit yang sama atau dikirim ke penerbit lain. Kalau saya dulu bertekad, apapun yang terjadi, walaupun ditolak berkali-kali, saya akan terbitkan di Gramedia. Alhamdulillah diterima. 

Yang tidak boleh adalah mengirim satu naskah yang sama ke beberapa penerbit dalam satu waktu. Tunggu dulu apakah diterima atau ditolak, baru dikirim ke penerbit lain.


Tanpa nama 13
Bagaimanakah kiat-kiat menghilangkan rasa malas saat kita ingin menulis. Trima kasih

Jawaban Narasumber 
1. Buatlah target
2. Buat jadwal harian jam berapa menulis
3. Jangan menunda
4. Paksakan

Tanpa nama 14
Kalau penerbit menolak itu biasa nya dikata kan gak kelemahan tulisan  kita? Atau mungkin lebih ke request komersial gitu ya?? Tak akan bisa menjadi idealisme sendiri kalo begitu ya? Harus ikut aturan main atau ikut arus para konsumen kalo begitu ya. Pertamyaan nya: jika ingin menulis idealisme  tentang sesuatu. Yang menurut umum ini salah. Misalnya tapi ingin di terima di terbitkan gimana ? Bisa atau tidak ?


Jawaban Narasumber 
Kalau mau menulis sesuai idealisme, cari penerbit yang memang juga idealis. Menerbitkan memang untuk menyebarkan gagasan. 

Namun demikian, biasanya bukan penerbit besar. Kalau penerbit besar, memang harus kompromi dengan keinginan pasar. 
Atau, diterbitkan sendiri.


Unih (Subang)
Pak Akbar sudah menulis sejak SMA dan buku pertamanya tahun 2008 kalau ga salah, waktu bapa masih SMA belajar menulisnya sama siapa apakah ada gurunya kalau boleh tahu siapa gurunya? atau karena kerja keras sendiri cari sendiri dan usaha sendiri. Ide ide muncul dari membaca atau dari mana bisa menjadi penulis yang hebat. Maaf jika pertanyaannya kurang berkenan

Jawaban Narasumber 
Menulis itu memang butuh mentor.
Dari dulu, saya punya mentor menulis. Guru saya. Di pesantren. Selalu menyemangati saya untuk menulis. 

Dulu, menulisnya di majalah dinding dan majalah siswa. Pas mau buat buku, ada beberapa mentor saya untuk menulis buku. Silakan cari mentornya. 

Menulis dan membaca adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Harus banyak membaca kalau ingin tulisannya bagus. 

Dengan banyak membaca, kita bisa lebih banyak perbendaharaan kata.

Wiwin (SUbang)
Jika naskah kita pernah diterbitkan di majalah online bolehkah kita kirim ke media cetak? Terima kasih.

Jawaban Narasumber 
Kalau artikel, hanya boleh dikirim ke satu media, baik online maupun offline. Majalah online-nya apa? 

Kecuali kalau di Blog sepeti Kompasiana, boleh dikirim ke media massa yang lain. 

Beberapa tulisan saya di Kompasiana diminta oleh  media untuk diterbitkan.


Karena ada yang nanya buku saya, yang UKTUB. Boleh saya kasih informasi dan sedikit iklan buku ya.
Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Renebook. Saya tulis lumayan lengkap proses penulisan buku mulai dari mengembangkan ide, menulis outline, membuat jadwal, menuliskan, merevisi, hingga berhubungan dengan penerbit. 

Ada sekitar 150 alamat penerbit anggota IKAPI yang bisa dihubungi saya cantumkan. 

Harganya Rp 100.000 plus tanda tangan, di luar ongkos kirim.

Khusus buat member di sini, yang pesan hari ini, saya diskon menjadi hanya Rp 80.000 (plus ongkos kirim), ditambah bonus:

Pelatihan dan Mentoring Personal selama 30 hari dalam menulis buku.

Hanya buat yang pesan malam ini. Pembayaran terakhir besok malam. 

Silakan WA ke saya dengan format:

Nama_Alamat_UKTUB


Terus berlatih menulis, menulis, dan menulis. 
Berdisiplin saja setiap hari, nanti tau-tau tulisan kita akan banyak, akan lebih baik, dan tau-tau jadi buku. 
Happy Writing. 
Salam Man Jadda Wajda. 

Terima kasih untuk antusiasme yang luar biasa.

3 comments:

"Paparangang Upu Said Parentah"

S. Pikalouhata, S.Pd.,Gr Ambon, 15 Mei 2024 Wahai tuan parentah Sungguh titahmu bergelora menentang maut demi tumpah darah, Kawan lama lari ...