Assalamaualaikum Wr.Wb.
Hallo sahabat blogger !
Menjadi juru masak dalam sebuah keluarga sudah pasti dilakoni kaum hawa. Dari terbit fajar sampai sebelum terlelap oleh tidur malam pun mereka masih grasak grusuk dengan aktifitas masak, menyajikan hingga memebersihkan pring kotor. Tak sedikit dijumpai para lelaki dalam sebuah rumah tangga yang berjibaku dengn rutinitas dapur seperti kaum hawa terkecuali Koki restoran, tukang sate, bakso atau sejenis pedagang gorengan lainnya yang biasa kita jumpai di jalanan dengan gerobaknya.
Pagi tadi, pukul 07.30 saya dapat tugas istimewah dari istri untuk berbelanja di pasar. Dalam beberapa minggu ini biasanya saya kalu ke pasar sering di pagi hari setelah aktivitas olah raga di JMP (Jembatan Merah Putih) yang menjadi ikon masyarakat kota Ambon sekarang ini. Behubung subuh tadi gerimis, maka aktivitas olahraga sementara dihentikan.
Udara pagi di jalanan raya terasa segar karena kurangnya hiruk pikuk kendaran berlalu lalang. Biasanya aktivitas pasar sepagi ini terbilang padat dengan pembeli. Walaupun kondisi pandemi, masyarakat kota Ambon mawas diri dengan tetap mematuhi protokoler covid-19. Sepagi ini biasanya sayur mayur dan ikan terlihat segar. Harga ikan terbilang murah hari ini. Ikan tongkol sedang 7 ekor dihargai Rp.50.000,00.
Setelah membeli ikan tongkol dan beberapa sayur mayur, saya coba menelusuri lebih jauh ke dalam pasar ikan Arumbai. Di tempat ini biasanya para pedagang melelang ikan kepada jibu-jibu/pembeli atau pemborong. Niat seketika muncul di pikiran ingin membeli lagi ikan batu-batu/ikan merah untuk dibakar persiapan makan siang. Setelah keluar dari pasar Arombai terlihat ada pedagang ikan yang menjual kerang hidup (bia istila orang Ambon) hasil menyelam semalam. Tanpa pikir panjang saya langsung menawarinya dengan harga Rp.15.000,00 untuk 2 ekor kerang besar.
Kerang besar itu terlihat seperti di serial tv Jini oh Jini. Jarang sekali dipasar ada yang menjual kerang besar seperti ini. Sesampainya di rumah, hasil belanjaan ikan dan kerang tadi langsung saya bersihkan. Didihan air dikompor sudah tersedia. Kerang berukuran besar itupun saya masukan ke panci untuk direbus. Keadan darurat sementara karna istri lagi sakit makanya tugas dapur sementara saya yang ambil alih. hehehe.
Kerang rebus telah matang. Bumbu semur seafood/kerang saya ulek dengan sekuat tenaga. Tomat, ricah merah kriting, bawang merah, bawang putih, garam secukupnya siap ditumis. taklupa penyedap rasa, gula putih secukupnya, kecap dan air asam jawa untuk menambah cita rasa semur kerang. Terbilang enaklah bagi koki pemula yang menguasai dapur sehari.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
No comments:
Post a Comment