Sunday, April 28, 2024

Hidup Untuk Belajar

Oleh : S. Pikalouhata, S.Pd.,Gr

Gadihu, 27 April 2024



Di balik terselubungya pengetahuan, aku menari bernostalgia 

Melacak tapak Sang Hakikat dalam hening sunyi.

Saturday, March 2, 2024

Cinta Pertama


S. Pikalouhata, S. Pd.,Gr


Mau kubandingkan dengan apa jumpa kita kekasihku ?

Dengan redupan mentari sore samar Sepoi purnama meningkat naik.

Angin malam menghembus sejuk setelah menghalau panas payah terik melambung, rasa menayang pikir membawa angan.

Hatiku terang menerima katamu, bagai bintang memasang lilinnya.

Kalbuku terbuka menunggu kasihmu bagai sedap malam harumnya.

Aduhai kekasih, isi hatiku dengan katamu, penuhi dadaku dengan cahayamu, biar bersinar mataku sendu, biar berbinar gelakku rayu.

Ana uhibbu Fillah ya ummi 😘

Saturday, February 24, 2024

"Kupa Sorogai" / Kembang Surga


Dekap sayap kaki bersahut di ubin tempat berkebun Amaliah 

Menabur damai dan menuai berkah ilahi di sajadah Baiturrahman yang tak lekang waktu.

Permadani kusam membentang ke hadirat kiblat Allah

Menundukkan hati dan jiwa penuh kepasrahan khusu' suri tauladan Rasul Allah menengadah berserah ke pemilik singgasana arsy.

Friday, February 23, 2024

"Hembusan Rindu Sissodi"

S. Pikalouhata, S. Pd.,Gr

Sissodi, melihatmu dengan gusarku

Kutemukan berkasan cahaya akan cinta

Makna yang ada, siapapun akan menelusuri

Terombang

Terhempas

Takan terlupa hingga berganti temaram


Sissodi, itu rindu

Kasih bertabur lewat derap semilir

Ranting dedaunan bertubi tumbang

Serta bisu mencari hening.

Sunday, January 7, 2024

Untaian Cinta

Gadihu, 7 Januari 2024

Kamu itu majas, terlihat rumit tapi penuh keindahan, mata terpejamku di malam rautmu terlihat tak lepas, terlalu populer di kepalaku hingga pening peluhku tergambar kesibukanku pikir olehmu

Kau pasungkan bahagiaku hingga erat tak lekang, sekuat dan lemah coba sehasta tuk menyisir kalam hati ini, kutahu qalbu pecinta ini kan selalu dijaga hingga bertemu maha rahim nanti. 

Mencintaimu tak perlu kuuntai sajak. Dirimulah  syair yang membuatku terpaku, tak usah ragu dikala bibir ini takberucap mesra, untaian lika liku cukuplah pertanda memesona memancarkan pirasat yang menyentuh qalbumu. 

Buih air laut kan selalu bertutur lewat desiran memecah hening. Seperti bait-bait syair merinduku tak berpenghujung hinggah kembali keharibaan. Membilas hari-hari indah bersamamu, jelmaan anugerah dan nikmat terindah yang tak boleh dikufuri.

"Paparangang Upu Said Parentah"

S. Pikalouhata, S.Pd.,Gr Ambon, 15 Mei 2024 Wahai tuan parentah Sungguh titahmu bergelora menentang maut demi tumpah darah, Kawan lama lari ...