Oleh, S. Pikalouhata, S. Pd.,Gr
Ambon, 1 Mei 2024
Terang siang melingkupi riuh kota,
Cangkiran keramik racikan kopi di seduh.
Mewangian aroma menghipnotis kesadaran,
Membangkitkan mimik wajah memelas.
Suara lembut tegukan kopi pertama,
Membisik lembut nan syahdu.
Pahit manis bukan saja tentang rasa,
Membawa angan cinta yang tak terukur.
Hangat mewangi aroma, ada ibra bagai sufi yang berkelana.
Bahwa hidup ini bagaikan kopi yang ada rasa untuk diresapi.
Silaturahmi serupa dengan putaran waktu,
Detik demi detik penuh misteri yang penuh makna, mengajarkan setiap hati selalu bersua dalam kontempolasi.
Dalam kesunyian, biarlah kopi menjadi pengingat dalam momen,
Menemukan berkasan cahaya yang abadi,
Dalam sorotan penuh cinta untuk selalu bersyukur.